Analisis Dampak Positif dan Negatif Stempel Mengenai Tanda Tangan dan/atau Pasfoto pada Ijazah 2025

Oleh: Suhardin, S.Pd., M.M. (Kepala SMP Negeri 10 Kota Bima)

Pada tahun 2025, muncul sebuah isu teknis yang menarik perhatian di dunia pendidikan, khususnya terkait dengan blangko ijazah. Blangko ijazah tahun ini didesain dengan jarak antara tempat tanda tangan kepala sekolah dan tempat tempel pasfoto yang sedikit lebih jauh. Jarak ini menimbulkan tantangan praktis: stempel atau cap sekolah tidak dapat mengenai kedua-duanya secara bersamaan. Situasi ini memicu pertanyaan penting, mana yang seharusnya diprioritaskan untuk dikenai stempel, tanda tangan kepala sekolah atau pasfoto pemilik ijazah? Keputusan ini memiliki dampak positif dan negatif yang perlu dianalisis secara mendalam.

Prioritas dan Dampak Pilihan

Saat dihadapkan pada pilihan, mayoritas praktisi pendidikan cenderung memprioritaskan stempel mengenai tanda tangan kepala sekolah. Alasan di balik pilihan ini sangat logis dan berlandaskan pada validitas hukum serta administrasi ijazah.

Dampak Positif Memprioritaskan Stempel pada Tanda Tangan Kepala Sekolah

 * Validitas dan Otentisitas Ijazah: Tanda tangan kepala sekolah adalah representasi resmi dari institusi pendidikan. Dengan membubuhkan stempel di atasnya, keaslian tanda tangan tersebut diperkuat. Ini memberikan jaminan bahwa ijazah tersebut benar-benar dikeluarkan oleh sekolah yang bersangkutan dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

 * Aspek Legal dan Administrasi: Secara hukum, stempel dan tanda tangan berfungsi sebagai "tandem" untuk melegitimasi dokumen. Jika stempel mengenai tanda tangan, dokumen tersebut secara otomatis diakui sebagai sah. Ini sangat penting untuk keperluan administrasi lebih lanjut, seperti pendaftaran ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau melamar pekerjaan.

 * Mencegah Pemalsuan: Stempel yang menutupi sebagian tanda tangan kepala sekolah membuat upaya pemalsuan menjadi jauh lebih sulit. Pemalsu harus meniru tidak hanya tanda tangan, tetapi juga pola stempel yang unik, yang tentu saja merupakan tantangan tersendiri.

Dampak Negatif Memprioritaskan Stempel pada Tanda Tangan Kepala Sekolah

 * Potensi Kurangnya Verifikasi Identitas Visual: Dengan stempel yang tidak mengenai pasfoto, ada risiko kecil terkait verifikasi identitas visual. Pasfoto adalah bukti fisik yang mengikat pemilik ijazah dengan dokumen tersebut. Meskipun jarang terjadi, ini bisa memunculkan masalah jika pihak ketiga perlu mengonfirmasi identitas pemilik ijazah secara visual.

Opsi Lain: Memprioritaskan Stempel pada Pasfoto

Sebaliknya, ada juga pandangan yang menganggap penting untuk stempel mengenai pasfoto. Meskipun pilihan ini kurang umum, argumen di baliknya juga patut dipertimbangkan.

Dampak Positif Memprioritaskan Stempel pada Pasfoto

 * Penekanan pada Verifikasi Identitas: Stempel yang mengenai pasfoto memberikan penekanan kuat pada verifikasi visual pemilik ijazah. Hal ini secara langsung menghubungkan foto dengan dokumen, memastikan bahwa ijazah tersebut adalah milik individu yang fotonya tertera.

Dampak Negatif Memprioritaskan Stempel pada Pasfoto

 * Otentisitas Tanda Tangan yang Kurang Terjamin: Ini adalah dampak negatif terbesar. Tanpa stempel yang mengenai tanda tangan kepala sekolah, validitas dan otentisitas tanda tangan tersebut menjadi lemah. Tanda tangan bisa saja dipalsukan dan tidak ada bukti stempel yang mengikatnya dengan dokumen resmi sekolah. Hal ini bisa menimbulkan keraguan dari pihak ketiga yang menerima ijazah.

 * Masalah Administrasi di Masa Depan: Institusi atau perusahaan yang akan memeriksa keaslian ijazah cenderung mencari stempel yang berinteraksi dengan tanda tangan. Jika stempel hanya ada pada pasfoto, proses verifikasi bisa menjadi lebih rumit dan memakan waktu.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Dalam situasi di mana stempel sekolah tidak dapat mengenai tanda tangan kepala sekolah dan pasfoto secara bersamaan, memprioritaskan stempel pada tanda tangan kepala sekolah adalah pilihan yang paling logis dan disarankan. Pilihan ini memberikan jaminan legal, memperkuat otentisitas dokumen, dan secara efektif memitigasi risiko pemalsuan. Meskipun ada sedikit kelemahan terkait verifikasi identitas visual, hal itu dapat diatasi dengan mekanisme verifikasi lain yang lebih komprehensif, seperti mencocokkan nomor ijazah dengan data resmi di sekolah.

Desain blangko ijazah dengan jarak yang lebih jauh ini mungkin sebuah anomali desain, tetapi memberikan kita pelajaran penting tentang hierarki elemen penting pada dokumen resmi. Validitas legal dan otentisitas dari otoritas yang berwenang (kepala sekolah) harus selalu menjadi prioritas utama dalam penerbitan dokumen seperti ijazah.